Qosidah Burdah adalah salah satu karya sastra Islam yang paling terkenal dan disukai umat Islam di seluruh dunia. Qosidah ini ditulis oleh Imam al-Bushiri, seorang ulama besar asal Mesir, yang terkenal dengan kecintaannya terhadap Rasulullah SAW. Nama lengkapnya adalah Muhammad ibn Sa’id al-Bushiri, yang dilahirkan di Alexandria pada tahun 1213 M.
Sejarah Imam al-Bushiri dan Latar Belakang Penulisan Burdah
Imam al-Bushiri, setelah mengalami sakit yang berkepanjangan, menulis Burdah sebagai ungkapan cinta dan kecintaannya kepada Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu, beliau terkena penyakit lumpuh yang sangat parah dan tidak ada pengobatan yang efektif. Dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, beliau menulis Burdah dengan harapan mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW. Menurut cerita, setelah selesai menulis, Imam al-Bushiri bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, yang kemudian mendoakan kesembuhan baginya. Dalam mimpi tersebut, Nabi Muhammad SAW menyarankan beliau untuk membaca Burdah, yang akhirnya menjadi doa pengobatan baginya.
Burdah sendiri terdiri dari 10 bab yang berisi syair-syair pujian kepada Nabi Muhammad SAW, tentang keutamaan beliau, sifat-sifatnya yang mulia, serta berbagai peristiwa yang mengisahkan kehidupan Rasulullah SAW. Keindahan bahasa, keluwesan penyampaian, dan kedalaman makna yang terkandung dalam setiap bait membuat Qosidah Burdah menjadi karya sastra Islam yang tak lekang oleh waktu.
Sanad Burdah dan Jalur Penulisannya
Qosidah Burdah memiliki sanad yang sangat panjang dan tersebar di berbagai belahan dunia Islam. Salah satu jalur sanad yang cukup terkenal adalah melalui Kyai Muhammad Solihin bin Khodirin dari Jepara, yang dikenal memiliki ratusan jalur sanad Burdah yang bersambung langsung kepada Imam al-Bushiri. Sanadnya yang banyak ini menunjukkan kedalaman dan ketekunan beliau dalam menjaga serta menyebarkan ajaran dan karya-karya besar Islam, termasuk Burdah.
Kitab Sirrul Mahabbah dan Hubungannya dengan Burdah
Selain menyebarkan sanad Burdah, Kyai Muhammad Solihin juga menulis sebuah kitab yang sangat penting, yaitu Sirrul Mahabbah (Rahasia Cinta). Dalam kitab ini, beliau tidak hanya membahas tentang tasawuf dan ma’rifah (pengetahuan tentang Allah), tetapi juga menyisipkan bait-bait Burdah yang telah beliau pelajari dan amalkan. Dalam kitab tersebut, setiap bait dari Burdah dilengkapi dengan faidah atau hikmah yang dapat diambil oleh pembacanya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya karya Burdah dalam memahami kedalaman cinta kepada Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam secara keseluruhan.
Keutamaan Membaca Burdah menurut Para Ulama
Qosidah Burdah tidak hanya terkenal karena keindahan sastra dan pujiannya terhadap Nabi Muhammad SAW, tetapi juga karena keutamaannya yang besar dalam tradisi Islam. Banyak ulama yang menyarankan untuk membaca Burdah sebagai salah satu bentuk zikir dan doa, baik dalam kondisi sehat maupun saat mengalami kesulitan. Beberapa keutamaan membaca Burdah, antara lain:
- Mendapatkan Syafaat dari Rasulullah SAW
Imam al-Bushiri menulis Burdah dengan harapan agar beliau mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad SAW. Para ulama mengatakan bahwa membaca Burdah dengan niat ikhlas dapat mendekatkan diri kepada Rasulullah SAW, sehingga kita berpeluang mendapatkan syafaatnya di akhirat kelak. - Pengobatan Rohani dan Jasmani
Qosidah Burdah dikenal sebagai salah satu bentuk doa dan zikir yang dapat memberikan keberkahan dan kesembuhan. Banyak orang yang mengamalkan Burdah, baik dalam kondisi fisik yang lemah ataupun dalam kondisi kesulitan hidup, dan merasa mendapatkan keberkahan dari bacaan ini. - Meningkatkan Cinta kepada Nabi Muhammad SAW
Salah satu tujuan utama dari membaca Burdah adalah untuk meningkatkan rasa cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW. Setiap bait dalam Burdah berisi pujian dan pengagungan terhadap Nabi, serta mengingatkan kita akan sifat-sifat mulia yang dimiliki oleh Rasulullah SAW.
Penutupan
Qosidah Burdah adalah sebuah karya agung yang mengungkapkan cinta mendalam kepada Nabi Muhammad SAW. Sanad yang panjang, pengaruhnya yang luas, dan keutamaannya yang sangat besar membuat Burdah menjadi karya yang abadi dalam sejarah Islam. Melalui Burdah, umat Islam diajak untuk mencintai dan mengenal lebih dalam tentang kehidupan dan sifat-sifat mulia Rasulullah SAW, sekaligus mendapat keberkahan dari membaca dan mengamalkannya.
Bagi siapa pun yang menginginkan Kitab Sirrul Mahabah yang memuat bait-bait Qosidah Burdah beserta faidahnya, dapat menghubungi YAYASAN NURUN ALA NUR TEGAL untuk mendapatkan salinan atau penjelasan lebih lanjut.